fencing
Jumat, 30 Desember 2011
Kualifikasi PON, 679 Atlet Anggar Bertanding di UI
DEPOK - Universitas Indonesia (UI) memperoleh kesempatan menjadi tempat bertanding dalam ajang Kejuaraan Nasional (Kejurnas) 2011 dalam rangka babak kualifikasi Pekan Olah Raga Nasional (PON) 2012 mendatang. Sebanyak 679 atlet anggar se Indonesia berjuang berebut tempat kuota agar lolos ke ajang PON 2012 di Riau.
Mereka memanfaatkan arena bertanding di Balairung UI, Kampus Depok yang terdiri dari arena baik untuk kelas Cadet pemula, cadet, junior, dan senior. Mereka terdiri dari 53 peserta pracadet putra, 39 peserta pracadet putri, 94 peserta cadet putra, 104 cadet putri, 97 junior putra, 73 junior putri, 160 senior putra, serta 59 senior putri.
Ketua PB Ikatan Anggar Seluruh Indonesia (IKASI) Tono Suratman mengatakan para peserta yang ikut berasal dari 24 pengurus provinsi untuk memperebutkan 210 kuota agar lolos ke dalam ajang PON. Ia menambahkan pihaknya antusias dan mengapresiasi pihak UI yang menyediakan fasilitas dan memberikan kesempatan para atlet untuk bertanding dengan berbasis sport science.
"Kami mendapatkan dukungan yang positif selain tempat yang diberikan, kesempatan atlet - atlet untuk berkunjung ke kawasan UI di mana memiliki perpustakaan terbesar di dunia, ini dapat menjadi sport yang berbasis science," katanya kepada wartawan, Kamis (21/07/11).
Ia menambahkan, Balairung UI memberikan fasilitas standar sesuai standar Federasi Anggar Dunia. Peserta yang lolos ke PON, kata dia, adalah untuk kelas Floret, Dagen, dan Sabel.
Rektor Universitas Indonesia (UI) Gumilar R Somantri mengatakan anggar adalah salah satu cabang di Indonesia yang dapat dikembangkan dengan bekerja sama bersama Perguruan Tinggi. UI, kata dia, bersedia ikut terlibat dalam berbagai bidang seperti menyiapkan ahli kedokteran, fisiologi, maupun psikolog bagi para atlet.
"Atlet anggar bisa ditingkatkan kualitasnya dengan cara memberikan nutrisi, menyiapkan skill dan teknik, mambangun mental budaya untuk menjadi juara, bagaimana mereka menjadi sportif dan jujur, jangan sudah dilatih capek - capek hanya jadi peserta atau paling tinggi dapat meraih piala perunggu di PON, jangan begitu, harus dapat emas di manapun, dalam ajang apapun," tandas Gumilar.
Sabtu, 24 Desember 2011
Tim Anggar Indonesia Berlaga di Kejuaraan Dunia
Athena - Berkekuatan 6 atlet timnas anggar Indonesia mengikuti kejuaraan dunia Acropolis Coupe 2011 di Athena. Mereka akan berlaga dalam kategori Men’s Saber (saber perorangan pria).
Keenam atlet nasional anggar itu adalah Ruli Mauliadhani, Idon Jaya Wiguna, Hendri Eko Budianto, Ade Indra Ansori, Widi Dwi Anggoro, dan Jamaluddin, didampingi pelatih Lucky Ramdhani dan Vasyl Kalinskky asal Ukraina.
Dalam kejuaraan dunia yang berlangsung di Kompleks Olympic Stadium (O.A.K.A) Athena, Yunani, (28-30/4/2011), mereka harus bersaing dengan 194 atlet dari 32 negara.
"Keikutsertaan pada Acropolis Coupe 2011 di Athena ini merupakan ujicoba bagi atlet anggar kita, yang kini tengah mengikuti pemusatan latihan di Kyiv, Ukraina," ujar pelatih Lucky Ramdhani di Athena seperti disampaikan Jani Sasanti kepada detiksport, Jumat (29/4/2011).
Sebelumnya, timnas anggar Indonesia juga telah mengikuti pemusatan latihan nasional (pelatnas) selama 6 bulan di Jakarta untuk persiapan SEA Games XXVI 2011 di Palembang dan Jakarta (11 - 25/11/2011) mendatang dengan target menyumbangkan 3 medali emas.
Selain mengikuti kejuaraan dunia di Athena, timnas juga akan bertarung pada Men’s Grand Prix Fencing World Cup Villa de Madrid di Madrid, Spanyol (11-15/5/2011) dan Fencing Training Camp di Jerman dalam waktu dekat ini.
Dubes RI untuk Yunani Ahmad Rusdi yang menyambut dan ikut menyemangati tim menilai bahwa keikutsertaan Indonesia dalam kejuaraan ini merupakan langkah maju bagi cabang olahraga anggar di Indonesia.
"Bagi para atlet anggar kita, kesempatan ini juga bagus untuk mempersiapkan diri menuju SEA Games 2011 mendatang, dengan harapan dapat merebut juara di kelasnya," tutur Dubes.
Lanjut Dubes, kehadiran timnas pada kejuaraan ini membawa nama bangsa dan negara yang diharapkan semakin tangguh bukan saja dalam pembangunan ekonomi, stabilitas sosial politik dan harmoni, namun juga dalam kancah sosial budaya termasuk olahraga.
Dubes menekankan kepada para atlet dan pelatih agar dapat meningkatkan pembinaan dan prestasi melalui partisipasi timnas dalam berbagai kejuaraan tingkat internasional.
Babak penyisihandibagi dalam 27 pool masing-masing terdiri dari 7 peserta, untuk memperebutkan tempat menuju ke babak final.
Atlet Peraih Medali SEA Games Otomatis Jadi PNS
PALEMBANG, KOMPAS.com — Atlet yang minimal meraih medali perak SEA Games secara otomatis mendapatkan hak menjadi pegawai negeri sipil di lingkungan pemerintah provinsi. Ini berdasarkan keputusan Kementerian Pemuda dan Olahraga, ujar Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Sumatera Selatan Musni Wijaya.
"Aturan resminya sudah ada bahwa atlet minimal peraih perak SEA Games, perunggu Asian Games, dan perunggu olimpiade bisa jadi PNS. Sementara untuk PON harus meraih medali emas baru bisa jadi PNS," kata Musni di Palembang, Rabu (14/12/11).
Menurut dia, Kemenpora akan melakukan verifikasi terlebih dahulu terhadap atlet-atlet peraih medali SEA Games, Asian Games, dan olimpiade, yang mengajukan diri bersedia menjadi PNS. Sementara pihak daerah akan mengatur pada penempatan kerjanya, baik di kabupaten/kota maupun provinsi.
"Semua yang menentukan pihak Kemenpora setelah diajukan oleh pihak daerah nama-namanya. Kalau sudah ada rekomendasi dari Kemenpora, barulah pihak provinsi mengatur penempatannya," ujarnya.
Dia menambahkan, penempatan kerja biasanya sesuai dengan arahan gubernur atau kepala daerah.
"Seperti yang sudah-sudah, biasanya akan ditempatkan di dispora karena jika di dinas lain, maka akan ada kecemburuan mengingat atlet banyak izinnya karena mengikuti beragam kejuaraan atau untuk sekadar latihan," katanya.
Meskipun prestasi menjamin kursi sebagai PNS, Musni tidak menampik, terkadang ada suatu keadaan yang membatalkannya.
"Untuk menjadi PNS ada persyaratannya, seperti usia. Jika sudah melewati batas 35 tahun, tentunya tidak bisa lagi. Tapi, pada umumnya hal itu jarang terjadi karena atlet saat ini usianya muda-muda dan produktif untuk bekerja," katanya.
Begitu pula sebaliknya, bagi atlet berusia di bawah 2O tahun juga tidak dapat serta-merta dijadikan PNS.
"Jika masih di bawah 20 tahun, artinya belum cukup umur karena masih berstatus pelajar atau mahasiswa. Tetapi, kami belum bisa memastikan apakah nantinya diterima jadi PNS setelah melewati batas usia 20 tahun," ujarnya.
Sementara bagi atlet peraih medali yang tidak berminat menjadi PNS karena telah bekerja di tempat lain, pemerintah pun tidak mempermasalahkannya.
"Menjadi PNS ini suatu pilihan. Jadi, jika atletnya tidak mau, artinya bukan salah negara lagi. Tapi, menjadi kesalahan negara jika atlet yang telah berprestasi tidak diapresiasi karena mereka telah mencurahkan hidupnya untuk mengharumkan nama negara," katanya.
Pada SEA Games XXVI lalu, sejumlah atlet Sumsel meraih medali emas, di antaranya Reni Anggraini (anggar), Rizal Samsir (taekwondo), Maharany Ardy (menembak), Peter Taslim (judo), dan Horas Manurung (judo).
Jatah menjadi PNS itu tidak akan termanfaatkan secara maksimal mengingat sejumlah atlet telah bekerja, seperti Reni yang tercatat sebagai karyawan Bank Sumsel-Babel, Rizal Samsir merupakan PNS Kemenpora, dan Horan Manurung bertugas di TNI AD. Sementara Reni Anggraini masih berusia 17 tahun.
"Aturan resminya sudah ada bahwa atlet minimal peraih perak SEA Games, perunggu Asian Games, dan perunggu olimpiade bisa jadi PNS. Sementara untuk PON harus meraih medali emas baru bisa jadi PNS," kata Musni di Palembang, Rabu (14/12/11).
Menurut dia, Kemenpora akan melakukan verifikasi terlebih dahulu terhadap atlet-atlet peraih medali SEA Games, Asian Games, dan olimpiade, yang mengajukan diri bersedia menjadi PNS. Sementara pihak daerah akan mengatur pada penempatan kerjanya, baik di kabupaten/kota maupun provinsi.
"Semua yang menentukan pihak Kemenpora setelah diajukan oleh pihak daerah nama-namanya. Kalau sudah ada rekomendasi dari Kemenpora, barulah pihak provinsi mengatur penempatannya," ujarnya.
Dia menambahkan, penempatan kerja biasanya sesuai dengan arahan gubernur atau kepala daerah.
"Seperti yang sudah-sudah, biasanya akan ditempatkan di dispora karena jika di dinas lain, maka akan ada kecemburuan mengingat atlet banyak izinnya karena mengikuti beragam kejuaraan atau untuk sekadar latihan," katanya.
Meskipun prestasi menjamin kursi sebagai PNS, Musni tidak menampik, terkadang ada suatu keadaan yang membatalkannya.
"Untuk menjadi PNS ada persyaratannya, seperti usia. Jika sudah melewati batas 35 tahun, tentunya tidak bisa lagi. Tapi, pada umumnya hal itu jarang terjadi karena atlet saat ini usianya muda-muda dan produktif untuk bekerja," katanya.
Begitu pula sebaliknya, bagi atlet berusia di bawah 2O tahun juga tidak dapat serta-merta dijadikan PNS.
"Jika masih di bawah 20 tahun, artinya belum cukup umur karena masih berstatus pelajar atau mahasiswa. Tetapi, kami belum bisa memastikan apakah nantinya diterima jadi PNS setelah melewati batas usia 20 tahun," ujarnya.
Sementara bagi atlet peraih medali yang tidak berminat menjadi PNS karena telah bekerja di tempat lain, pemerintah pun tidak mempermasalahkannya.
"Menjadi PNS ini suatu pilihan. Jadi, jika atletnya tidak mau, artinya bukan salah negara lagi. Tapi, menjadi kesalahan negara jika atlet yang telah berprestasi tidak diapresiasi karena mereka telah mencurahkan hidupnya untuk mengharumkan nama negara," katanya.
Pada SEA Games XXVI lalu, sejumlah atlet Sumsel meraih medali emas, di antaranya Reni Anggraini (anggar), Rizal Samsir (taekwondo), Maharany Ardy (menembak), Peter Taslim (judo), dan Horas Manurung (judo).
Jatah menjadi PNS itu tidak akan termanfaatkan secara maksimal mengingat sejumlah atlet telah bekerja, seperti Reni yang tercatat sebagai karyawan Bank Sumsel-Babel, Rizal Samsir merupakan PNS Kemenpora, dan Horan Manurung bertugas di TNI AD. Sementara Reni Anggraini masih berusia 17 tahun.
Sabtu, 03 Desember 2011
Jadwal SEA GAMES 2011 - Cabang Anggar Posted by admin on 2011-11-10 10:13:30
SPORT | EVENT | MATCH DATE | TIME | TITLE |
Fencing | Foil-Mens Individual | 14 Nov | 09:00 | Men's Individual Foil Preilmenary |
Fencing | Epee-Womens Individual | 14 Nov | 09:00 | Women's Individual Foil Prelimenary |
Fencing | Epee-Womens Individual | 14 Nov | 10:30 | Women's Individual Epee Elimination Rounds |
Fencing | Foil-Mens Individual | 14 Nov | 11:30 | Men's Individual Foil Elimination Rounds |
Fencing | Epee-Womens Individual | 14 Nov | 14:00 | Women's Individual Epee Semifinals |
Fencing | Foil-Mens Individual | 14 Nov | 14:30 | Men's Individual Foil Semifinals |
Fencing | Epee-Womens Individual | 14 Nov | 15:00 | Women's Individual Epee Gold Medal Match |
Fencing | Foil-Mens Individual | 14 Nov | 15:30 | Men's Individual Foil Gold Medal Match |
Fencing | Sabre-Mens Individual | 15 Nov | 09:00 | Men's Individual Sabre Prelimenary |
Fencing | Foil-Womens Individual | 15 Nov | 09:00 | Women's Individual Foil Prelimenary |
Fencing | Foil-Womens Individual | 15 Nov | 10:30 | Women's Individual Foil Elimination Rounds |
Fencing | Sabre-Mens Individual | 15 Nov | 11:30 | Men's Individual Sabre Elimination Rounds |
Fencing | Foil-Womens Individual | 15 Nov | 14:00 | Women's Individual Foil Semifinals |
Fencing | Sabre-Mens Individual | 15 Nov | 14:30 | Men's Individual Sabre Semifinals |
Fencing | Foil-Womens Individual | 15 Nov | 15:00 | Women's Individual Foil Gold Medal Match |
Fencing | Sabre-Mens Individual | 15 Nov | 15:30 | Men's Individual Sabre Gold Medal Match |
Fencing | Epee-Men Team | 16 Nov | 09:00 | Men's Team Epee 1/4 |
Fencing | Sabre-Womens Team | 16 Nov | 10:00 | Women's Team Sabre 1/4 |
Fencing | Epee-Men Team | 16 Nov | 11:00 | Men's Team Epee 1/2 |
Fencing | Sabre-Womens Team | 16 Nov | 13:00 | Women's Team Sabre 1/2 |
Fencing | Sabre-Men Team | 16 Nov | 14:00 | Men's Team Sabre Gold Medal Match |
Fencing | Sabre-Womens Team | 16 Nov | 14:30 | Women's Team Sabre Gold Medal Match |
Fencing | Epee-Womens Team | 17 Nov | 09:00 | Women's Team Epee 1/4 |
Sabtu, 01 Oktober 2011
jenis senjata dan cara bermain
JENIS-JENIS SENJATA ANGGAR
Floret
1. Bentuknya langsing, lentur dan ringan, ujungnya datar atau bulat tumpul dan berpegas, bila ditusukan dapat naik/turun, berfungsi seperti shakelar/tombol, hal ini terutama digunakan untuk floret listrik.
2. Pelindung tangannya kecil cukup untuk melindungi bagian tangan saja. Bagian atas diberi isolasi.
3. Penggunaannya : bagian bahwa senjata untuk menangkis dan menekan, ujungnya untuk menusuk.
4. Bidang sasaran yang harus diserang adalah bagian togok yaitu : dari pangkal paha ke atas sampai pangkal lengan dan leher.
Sabel
1. Bentuknya segitiga dengan sudut tidak tajam, seperti parang kecil/tipis, makin ke atas makin pipih dengan ujung ditekuk, supaya tidak runcing. Dengan pelindung tangan penuh menutupi seluruh tangan sampai pangkal tangkai.
2. Penggunaannya : bagian bawah untuk menangkis dan bagian atas untuk memarang serta ujungnya digunakan untuk menusuk.
3. Bidang sasaran yang diserang mulai dari panggul ke atas sampai kepala dan seluruh lengan.
Degen
1. Bentuknya : segitiga berparit yang digunakan untuk memasang kabel, pada pangkal tebal sampai ke ujung makin kecil, namun kuat agak kaku. Ujungnya datar bersih serta berpegas yang berfungsi sebagai tombol pada waktu menusuk. Pelindung tangannya besar.
2. Penggunaannya untuk menangkis pada bagian bawah serta untuk menusuk dengan ujungnya.
3. Bidang sasaran yang diserang : seluruh tubuh dari ujung kaki sampai kepala dan seluruh tangan.
Untuk membuat nilai (point) : pemain harus melakukan serangan yang tepat pada bidang sasaran yang telah ditentukan untuk tiap jenis senjata seperti yang tersebut di atas dan pada gambar. Namun demikian ada ketentuan hak bagi pemain yang menentukan serangannya yang berhasil yaitu :
1. Untuk Floret dan Sabel pemain yang lebih dahulu mengambil inisiatif untuk menyerang, dia yang berhak, tetapi bila seranggannya dapat ditangkis atau dihindarkan, maka haknya sebagai penyerang hilang dan lawannya yang mempunyai hak. Hal ini bila sampai terjadi keduanya membuat serangan yang tepat, pemain yang berhak itu yang mendapatkan nilai/point.
2. Untuk Degen : siapa saja yang lebih cepat menyerang atau menusuk dan tepat ke sasaran, maka dia yang mendapatkan point/nilai. Bila keduannya tepat, maka keduanya mendapat nilai.
Untuk menentukan pemenang pada permainan Anggar ialah :
1. Pemain yang mendapat point/angka 5 terlebih dahulu.
2. Pemain yang telah leading angkanya dan waktu yang ditentukan telah habis. Permainan Anggar ini dilaksanakan dengan waktu 5 menit dan angka yang harus dicapai 5, Maka bagi pemain seperti pada butir 2 tersebut dinyatakan menang. Angka yang didapat oleh pemain-pemain ditambah sampai yang menang mendapat angka 5.
Contoh : A lawan B skor : 2 – 3 untuk B dan waktu habis, maka angka B : 5 dan A : 4 berarti B menang.
Contoh : A lawan B skor : 2 – 3 untuk B dan waktu habis, maka angka B : 5 dan A : 4 berarti B menang.
3. Bilamana angka sama dan waktunya habis, maka dipertandingkan dengan waktu tidak terbatas sampai salah satu mendapatkan angka tambahan : 1.
Cara Bermain
Tiga jenis senjata yang digunakan cabang anggar dalam ajang Olimpiade: foil, epee dan sabre. Dimainkan di arena seluas 14x1.5 meter. Dilengkapi dengan kabel dan kostum khusus, para pemain dihubungkan dengan sistem penilaian elektronik yang akan bereaksi jika terkena tusukan. Dalam setiap pertandingan digunakan sistem eleminasi langsung. Sebuah tim akan terdiri dari 3 pemain dan masing - masing akan berduel dengan anggota tim lawan.
sejarah masuknya anggar ke indonesia...
The Power of My Dreams (MIMPI TUNGGU AKU !!!!)
Sejarah Masuknya Anggar ke Indonesia
Posted in Uncategorized by darkhuntermtp90 on August 13, 2009

Pada zaman penjajahan Belanda di Indonesia, para tentara Kerajaan Belanda membawa serta olahraga anggar masuk ke Indonesia. Pada saat itu terdapat dus macam tujuan permainan anggar, yaitu untuk berkelahi dan olahraga.
Kemampuan bermain anggar untuk berkelahi diwajibkan bagi setiap tentara Hindia Belanda (KNIL) dengan menggunakan kelewang (pedang) atau sangkur. Sedangkan, permainan anggar untuk olahraga dipersilakan bagi para bintara, perwira, serta mahasiswa.
Tokoh-tokoh militer bangsa Indonesia yang mempunya keahlian bermain anggar pada waktu itu antara lain adalah Drh.Singgih, Soeparman, Maryono, Setu, Warsimin, Paimin Salekan, Atmo Soewirjo, J. Sengkey, Suratman, Mantiri, C.H. Kuron, Mangangantung, dan Soekarno.
Untuk dapat meningkatkan kemampuan bermain anggar maupun olahraga lainnya, KNIL mendirikan sekolah olahraga militer. Sekolah olahraga militer tersebut didirikan guna untuk mendidik para guru anggar, guru renang, dan guru olahraga lainnya. Lembaga pendidikan militer tersebut didirikan di Bandung dan Magelang.
Pada masa penjajahan Jepang, tidak ada informasi yang masuk tentang perkembangan olahraga anggar di Indonesia. Dalam masa perang kemerdekaan, banyak guru anggar yang berasal dari mantan instruktur militer Belanda yang menjadi instruktur di Akademi Militer Yogyakarta. Mereka mengajarkan cara bermain anggar, baik untuk olahraga maupun berkelahi dengan menggunakan sangkur.
Dalam Pekan Olahraga Nasional pertama yang diselenggarakan pada tahun 1948 di Solo, olahraga anggar mulai diperkenalkan serta dieksibisikan oleh para guru anggar mantan instruktur militer Belanda tersebut.
Setelah penyerahan kedaulatan Negara Republik Indonesia, para guru anggar yang tersebar di tanah air mulai mengembangkan olahraga anggar dengan cara mendirikan perkumpulan-perkumpulan anggar di beberapa daerah. Seperti di Sumatera Utara, Jakarta, Bandung, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Utara, dan di Sulawesi Selatan.
Perkumpulan anggar di ibukota kita, Jakarta, didirikan oleh Kasimin Atmosoewirjo, Soekarno, dan Drh. Singgih. Di awal tahun 1950, Kasimin Atmosoewirjo mulai mengembangkan olahraga anggar di Jakarta bersama dengan puteranya yang bernama Suratmin.
Perjuangan para guru anggar yang telah merintis olahraga anggar di tanah air selanjutnya dikembangkan oleh para penerus. Baik oleh murid, anak, maupun cucu, sehingga pada saat ini olahraga anggar dapat terus berkembang di berbagai provinsi di Indonesia.
Setelah penyerahan kedaulatan Indonesia oleh pihak Belanda, permainan anggar mulai diajarkan di sekolah olahraga maupun perguruan tinggi olahraga. Di lingkungan akademi militer dan polisi juga sempat diajarkan cara bermain anggar, namun pada akhirnya kurang berkembang.
Dalam perkembangan selanjutnya, olahraga anggar mulai dipertandingkan dalam Pekan Olahraga Nasional kedua yang diselenggarakan pada tahun 1951 di Jakarta. Setelah itu olahraga anggar selalu dipertandingkan dalam setiap Pekan Olahraga Nasional hingga sekarang.
Langganan:
Postingan (Atom)